Rayakan Hari Ibu dengan KB Pascapersalinan

Jum'at, 22 Desember 2017 - 21:32 WIB
Rayakan Hari Ibu dengan...
Rayakan Hari Ibu dengan KB Pascapersalinan
A A A
JAKARTA - Menyambut Hari Ibu, DKT Indonesia bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar kampanye Melahirkan Kebahagiaan.

Kampanye ini menekankan kembali arti penting KB pascapersalinan sebagai salah satu upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menanggulangi kehamilan dini, dan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga jarak antar kelahiran.

Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan dr. Eni Gustina MPH mengatakan hasil riset Kemenkes terhadap risiko kematian ibu terhadap interval kehamilan, ditemukan jarak ideal seorang ibu untuk mempunyai anak lagi perlu waktu 4 hingga 5 tahun. Pasalnya proses penyembuhan tubuh ibu agar siap hamil lagi butuh waktu 4 hingga 5 tahun.

"Oleh karenanya, Kemenkes menghimbau kepada masyarakat agar menggunakan KB pascapersalinan untuk menjaga jarak kehamilan dengan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang seperti IUD ataupun Implan setelah melahirkan," kata dr Eni melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews.

Jarak antar kehamilan penting untuk diatur. Dengan jarak antar kehamilan yang ideal, ibu mempunyai waktu cukup untuk memulihkan kesehatannya setelah hamil dan melahirkan. Bayi juga memiliki kesempatan yang cukup untuk mendapatkan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama, menyusui hingga 2 tahun, serta untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal. Hal ini tentu akan meningkatkan kesehatan keluarga, serta menurunkan risiko kematian ibu dan anak.

“Ibu hamil akan mendapatkan edukasi dan konseling KB sebagai bagian wajib dari pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan. Dulu biasanya ibu mulai ber-KB menunggu masa nifas selesai 6 minggu setelah melahirkan. Namun saat ini dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pilihan metode KB pasca persalinan sangat bervariasi dan dapat digunakan segera setelah melahirkan,” jelasnya.

“AKDR/IUD misalnya, sudah dapat dipasang dalam waktu 10 menit setelah plasenta/ari-ari lahir hingga 48 jam setelah melahirkan. Pilihan-pilihan metode kontrasepsi lain juga dapat digunakan sebelum masa nifas berakhir, termasuk pilihan-pilihan metode yang tidak mengganggu produksi ASI. Makin cepat seorang ibu ber-KB setelah melahirkan, semakin baik," tambahnya.
Rayakan Hari Ibu dengan KB Pascapersalinan

Pemerintah memprediksi angka kelahiran di Indonesia akan mencapai 5,3 juta pada 2018 atau setara dengan jumlah penduduk Singapura dan Denmark. Untuk itu, KB pascapersalinan penting dilakukan untuk mengatasi masalah kontrapopulasi di Indonesia.

Sementara, untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam KB pascapersalinan, DKT Indonesia menghadirkan video Melahirkan Kebahagiaan yang menceritakan bahwa di setiap kelahiran, ada ibu yang juga dilahirkan sehingga penting untuk mengawali kelahiran dengan perencanaan keluarga secara matang.

Ini dapat terwujud dengan mengkonsultasikan perencanaan keluarga dan mengikuti KB pasca persalinan melalui dokter atau bidan pada pelayanan kontrasepsi di Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Rumah Sakit, Bidan atau Dokter praktik swasta.

"Melalui kampanye Melahirkan Kebahagiaan, kami mengangkat pesan untuk merencanakan kelahiran dengan mengikuti program KB Pasca Persalinan. Agar tercipta kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga," jelas GM Family Planning & Reproductive Health DKT Indonesia Aditya A. Putra.Rayakan Hari Ibu dengan KB Pascapersalinan
JAKARTA - Menyambut Hari Ibu, DKT Indonesia bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar kampanye Melahirkan Kebahagiaan.
Kampanye ini menekankan kembali arti penting KB pascapersalinan sebagai salah satu upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menanggulangi kehamilan dini, dan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga jarak antar kelahiran.
Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan dr. Eni Gustina MPH mengatakan hasil riset Kemenkes terhadap risiko kematian ibu terhadap interval kehamilan, ditemukan jarak ideal seorang ibu untuk mempunyai anak lagi perlu waktu 4 hingga 5 tahun. Pasalnya proses penyembuhan tubuh ibu agar siap hamil lagi butuh waktu 4 hingga 5 tahun.
"Oleh karenanya, Kemenkes menghimbau kepada masyarakat agar menggunakan KB pascapersalinan untuk menjaga jarak kehamilan dengan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang seperti IUD ataupun Implan setelah melahirkan," kata dr Eni melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Jarak antar kehamilan penting untuk diatur. Dengan jarak antar kehamilan yang ideal, ibu mempunyai waktu cukup untuk memulihkan kesehatannya setelah hamil dan melahirkan. Bayi juga memiliki kesempatan yang cukup untuk mendapatkan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama, menyusui hingga 2 tahun, serta untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal. Hal ini tentu akan meningkatkan kesehatan keluarga, serta menurunkan risiko kematian ibu dan anak.
“Ibu hamil akan mendapatkan edukasi dan konseling KB sebagai bagian wajib dari pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan. Dulu biasanya ibu mulai ber-KB menunggu masa nifas selesai 6 minggu setelah melahirkan. Namun saat ini dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pilihan metode KB pasca persalinan sangat bervariasi dan dapat digunakan segera setelah melahirkan,” jelasnya.
“AKDR/IUD misalnya, sudah dapat dipasang dalam waktu 10 menit setelah plasenta/ari-ari lahir hingga 48 jam setelah melahirkan. Pilihan-pilihan metode kontrasepsi lain juga dapat digunakan sebelum masa nifas berakhir, termasuk pilihan-pilihan metode yang tidak mengganggu produksi ASI. Makin cepat seorang ibu ber-KB setelah melahirkan, semakin baik," tambahnya.
Pemerintah memprediksi angka kelahiran di Indonesia akan mencapai 5,3 juta pada 2018 atau setara dengan jumlah penduduk Singapura dan Denmark. Untuk itu, KB pascapersalinan penting dilakukan untuk mengatasi masalah kontrapopulasi di Indonesia.
Sementara, untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam KB pascapersalinan, DKT Indonesia menghadirkan video Melahirkan Kebahagiaan yang menceritakan bahwa di setiap kelahiran, ada ibu yang juga dilahirkan sehingga penting untuk mengawali kelahiran dengan perencanaan keluarga secara matang.
Ini dapat terwujud dengan mengkonsultasikan perencanaan keluarga dan mengikuti KB pasca persalinan melalui dokter atau bidan pada pelayanan kontrasepsi di Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Rumah Sakit, Bidan atau Dokter praktik swasta.
"Melalui kampanye Melahirkan Kebahagiaan, kami mengangkat pesan untuk merencanakan kelahiran dengan mengikuti program KB Pasca Persalinan. Agar tercipta kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga," jelas GM Family Planning & Reproductive Health DKT Indonesia Aditya A. Putra.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1427 seconds (0.1#10.140)